Garis senyum dibibir Atala melengkung ke bawah. Ia memandang ke samping kanannya, dan disana terdapat kursi mempelai lain— selain dirinya dan Aini. Kejahatan Brandon kali ini sungguh tidak bisa Atala maafkan. Iya benar, dahulu kala ketika mereka masih sepasang anak kecil dengan ingus yang menuruni lubang hidung, keduanya bercita-cita menikah bersama-sama. Tapi khayalan itu tidak harus benar-benar terlaksana kala mereka dewasa. ‘Nggak gini juga konsepnya! Harusnya dia resepsinya besok even ijabnya kayak nikahan masal!’ gerutu Atala di dalam hati. Atala mengutuk keluarga Aini. Karena mereka, Mama Kahfi tidak ingin melaksanakan prosesi resepsi dua kali dalam minggu yang sabar. Terlalu melelahkan, jika bisa digabung kenapa harus diadakan terpisah katanya. ‘Ngirit waktu sialan!’, hatinya kemb