“Fi!” Kahfi merubah tampang bodohnya kala sentuhan Zahra mendarat dilengan bagian bawahnya. Saat ini Damar- pria yang baru saja menjadi alasan kecemburuan Kahfi, berdiri tepat dihadapan mereka. Kakak senior kurang ajarnya itu berpenampilan cukup rapi, khas manusia menghadiri acara resmi. Dan pastinya meninggalkan wajah temboknya di suatu tempat. “Nggak selamat!” sarkas Damar. Cih! Masih bisa melakukan provokasi rupanya. “Thanks.. Balik ke diri lo. Kecelakaan ditikungan!” sahut Kahfi membalas doa buruk untuk Damar. Ia lalu melingkarkan tangan dipinggang Zahra. Sengaja memanas-manasi pria tidak punya otak dihadapannya. ‘Tamu songong!’, batin Kahfi. “Makasih Kak Damar sudah datang ke resepsi aku sama Kahfi.” Senyum mengejek langsung terbit di wajah Kahfi kala mendengar penuturan sang ist