Gamalael Caesar- nama yang sangat indah meski Kahfi tidak tahu artinya. Nama itu terdengar keren saja ketika bibirnya mengucap untuk pertama kali. “Gama..” Kahfi mengulang-ulang panggilan sang putra. Senyum tak pernah luntur dari wajahnya. Gamalael terlalu kecil untuk Kahfi rengkuh. Ia begitu ingin mendekap makhluk tampan berbibir tipis yang menyerupai dirinya. Andai tidak takut meremukan tulang-tulang rapuh putranya, dua puluh empat jam pasti akan Kahfi rengkuh anak itu. “Copian Kahfi banget.” Brandon berujar pelan. Hampir tak ada campur diri Zahra pada paras rupawan keponakannya. Jika saja tak peka, orang-orang tidak akan menemukan sisi kemiripan Zahra dalam wajah Gamalael. “Iya.. Semuanya niru Kahfi.” Damar ikut nimbrung. Ia amati darah daging wanita yang menghiasi relung hatinya. "Ra