Kahfi dan Brandon terkikik. Keduanya melihat Atala disidang habis-habisan. Agen lambe-lambean itu akhirnya terkena tulah. Biasanya Atala akan dengan santainya menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang mampir. Tapi kali ini anak itu seperti sedang kehabisan kata. Sorotnya sungguh tak terbaca. "Jadi siapa yang kamu hamilin?!" "Nggak ada!" jawab Atala sekenanya. Kahfi tahu anak kesayangan teman mamanya tidak berdusta. Tidak mungkin juga dalam waktu dua hari para kecebong Atala berkembang biak menjadi sebuah janin. Setidaknya begitulah keyakinan Kahfi. Benih-benih Atala pasti sudah lirih tak tersisa dihempas oleh obat yang Aini minum. "Tala.. Kamu mau tanggung jawab kan, Nak?! Tante nggak bisa bayangin kalau wanita itu nanti seperti Bren.." "Ma.. Ceweknya yang nggak mau Atala nikahin. Pe