Peluh telah membanjiri seluruh tubuh Kahfi. Laki-laki itu bergerak seirama dengan tangan menahan perut Zahra agar tak terbentur meja kerja. “Mau dimana, Ra?” bisik Kahfi sembari menggigit daun telinga Zahra. Tekanan yang ia hasilkan menjadi tak beraturan karena desakkan puncak yang sebentar lagi akan tiba. “Outside please.. Gama masih kecil.” Jawab Zahra serak. Gumpalan air liur berkumpul dibatang kerongkongannya ibu muda itu. Tubuhnya mengejang, menerima kekalahan yang lebih dulu menyambut dirinya, disusul dengan hentakan keras dari Kahfi. “Fii!!” protes Zahra karena Kahfi tidak melakukan sesuai perintahnya. Kahfi tak menyahut. Hanya deru nafas yang dirinya keluarkan. Ia sedang meresapi pelepasannya di tubuh sang istri. “Jangan lepasin dulu.. Biar gini aja.” Pinta Kahfi tak membiarkan Z