137

1121 Kata

Pundak Kahfi terjatuh. Ia lemas melihat dua buah koper tersaji di depan kamar Zahra. Setelah tidak diizinkan masuk ke dalam subuh tadi, kini hal ekstrim justru terjadi. “Gue diusir..” sebelah tangannya memegang ulu hati. Tak menyangka istrinya membalas dendam dengan cara yang terlewat kejam. Kahfi kira Zahra amarah Zahra hanya berlangsung sesaat. Setelah matahari terbit ia tak perlu membunuh sepi di ruang keluarga. Menonton Televisi tanpa tahu maksud acara yang sedang berlangsung. Ia kosong karena tidak ada Zahra disisinya. “Yang.. Setidaknya kasih dompet sama HP aku juga dong..” Kahfi mengetuk pintu kamar. Selain tidak bisa hidup tanpa Zahra, Kahfi pun enggan melepaskan uang-uang dan kartu-kartunya. Semua penunjang kehidupan berasal dari sana. Bagaimana jika sang mama juga tidak menerim

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN