Kahfi dan Erigo terdiam. Anak dan ayah tersebut kompak, menatap lurus bangunan dihadapan mereka. Dari balik kaca, keduanya memperhatikan hiruk pikuk manusia yang keluar masuk minimarket. Apapun niatnya, orang-orang itu pasti sibuk berbelanja untuk memenuhi kebutuhan. Tidak seperti dua orang yang terjebak di dalam mobil karena diusir oleh istri mereka. “Mereka yang salah, kenapa kita yang dapat hukuman, Pah?!” tanya Kahfi memelas. Apakah semua suami akan mendapati hal serupa dengan apa yang ia dan papanya alami?! Ditindas tanpa ampun, padahal hanya coba meluruskan. “Mama kamu aja kali Fi.. Papa nggak yakin Zahra buat ulah. Pasti kamu biang keladinya..” Kahfi menengok, “maksud Papa apa?!” tuntut Kahfi, merasa jika dirinya tengah disudutkan. Ia tidak terima. “Pah kita sedang ada di perahu