Sirine ambulan yang memekakan telinga tak membuat Zahra iba. Alih-alih kasihan pada korban penyerangan Dinara, hati kecil wanita nomor satu dihidup Kahfi itu justru merasa takut akan kesehatan mental Dinara. Tak tampak raut menyesal diwajah gadis cantik itu. Setelah menangis dan membagi kisah keluarganya, Dinara terus bungkam sampai polisi datang. "Maaf Nona, Anda harus disini untuk dimintai keterangan." "Teman saya, Pak!" Ayu menunjuk tandu yang membopong tubuh Tania. "Tenaga medis akan mengurus korban." mau tak mau, Ayu bertahan. Kobaran api masih tergambar jelas dimatanya. "Kamu udah hubungin Damar, Fi?!" tak jauh dari posisi Dinara, Zahra berdiri gelisah. Ia cemas karena tak satupun keluarga Dinara datang. "Atala masih cari kontaknya. Tapi Adrian lagi coba hubungin keluarga Da