“Fi.. Mau kemana?!” tanya Erigo kala keduanya berpapasan di depan pintu kediaman mereka. Erigo baru saja pulang setelah mengadakan rapat penting di perusahaan. Ia telah menggalakan beberapa perubahaan agar kelak dapat mendukung rumah tangga Kahfi. Menyunting anak orang lain mengharuskan Kahfi memiliki pijakan yang kuat. Putranya membutuhkan pekerjaan dengan penghasilan tetap meski masih berstatus mahasiswa muda. “Malem-malem gini kalau Zahra tahu bisa marah nanti..” peringat Erigo mengira jika Kahfi akan pergi dengan teman-teman anak itu. “Rumah Zahra, Pah.. Nggak bisa tidur.” Jawab Kahfi sebelum kembali melanjutkan langkah. Erigo hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah anak semata wayangnya. Putranya itu telah kecanduan Zahra. Hal yang jauh lebih mengerikan dibanding menjadi