“See, nggak ada yang direpotkan sejauh ini.. Gama jadi punya temen main. Dia kan emang harus kenal kakak sepupunya.” Adrian menganggukkan kepala. Begini memang seharusnya sebuah keluarga, berkumpul bersama di bawah atap yang sama. Pagi Kahfi dan Zahra kini teramat berbeda. Setiap paginya Gamalael akan merengek keluar dari kamar untuk bermain bersama Adriana– putri Adrian. Pagi sekali gadis cilik itu sudah rapi. Mamanya– Gina, harus berangkat lebih pagi dari biasanya. Jarak antara rumah Kahfi dan tempat kerjanya memanglah memakan dua kali lipat dari sebelumnya. Ia tidak boleh terlambat mengingat cuti yang diajukan belum juga diterima oleh pihak tempatnya bernaung. “Mbak Gina nggak apa nyetir sejauh itu? Pake supir aja, Mbak. Rustam loh nganggur selama Kahfi nggak mood kerja.” Tentu ti