“Pak Kahfi. Mohon pencerahan..” merasa telah mengucapkan kata yang salah, reporter tersebut terdiam sejenak sembari mengatur lagi nafasnya, “maksudnya klarifikasinya Bapak.” Ia menyodorkan micro microphone menerobos kaca mobil Kahfi yang terbuka. “Yang bener lo anak magang! Gue aja sini, lo pegang kamera.” teman dibelakangnya mengamuk. Astaga! Kahfi ingin tertawa tapi hari-nya juga tak sedang bagus. Pekerjaan yang ia tinggalkan di kantor mendadak menggunung dengan berbagai berkas yang harus dirinya tanda tangani. Beruntung, ia memiliki additional sekertaris selagi adanya kekosongan dua jabatan terdekatnya. “Kasihan anak magang itu,” ucap Kahfi bersuara. “Biarkan saya masuk dulu. Satpam saya nanti akan memanggil kalian masuk. Saya beri kalian kesempatan untuk mewawancarai saya.” Kahfi