“Yang anaknya pegangin yang kuat!” Gamalael sempat terjengkang sampai kepalanya benjol tadi. Meski begitu, anak itu tetap menginginkan papanya bercosplay sebagai singa. Gama merengek- tak membiarkan posisi Kahfi berubah atau senjata andalannya siap diluncurkan mengisi setiap sudut kamar mereka. “Iya,” ber-ih, Zahra mengeratkan pegangannya pada pinggang-pinggang kecil Gamalael. “Singa! Jalan!” komando wanita itu agar Kahfi kembali merangkak. Derita tukang kibul. Kahfi harus rela dibudidayakan layaknya hewan buas pemilik hutan itu. Lututnya sudah memerah, namun si kecil tampaknya tak memiliki sedikitpun empati sehingga rasa lelah tak kunjung singgah dalam dirinya. Mengenaskan! Kahfi benci mengakuinya tapi sang putra memang sangat menjengkelkan. “Setengah jam lagi kayaknya merem matanya