Kahfi berulang kali mengatakan jika ia tidak bisa menemani Ike pulang ke kampung. Dirinya memiliki banyak pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk ditinggalkan selama beberapa hari, tapi ibunya tetap keras kepala. Entah terbuat dari apa tempurung wanita yang melahirkannya. Keras sekali sampai-sampai tidak bisa dihancurkan lewat tugas dan tanggung jawab.
“Kalau Zahra sendirian kasihan, Gama aktif banget. Nyemplung jurang ntar istri kamu, Fi!”
“Ya siapa emang yang izinin Zahra nganter Ike?” tantang Kahfi. Ia adalah kepala keluarga, kaki Zahra tidak mungkin melewati pintu rumah mereka jika ia tak berkenan memberikan restu.
“Mama!”
“Mah!” Kahfi nyaris kehilangan kendali dirinya. Ia mulai naik pitam karena kebatuan Damayanti. Menghindari neraka yang kapan saja menariknya untuk menjadi pe
