Rustam dan Marni telah bersiap. Buah tangan terakhir sudah mereka masukan ke dalam Alphard hitam yang nanti akan dikendarai keduanya. Disebelah kendaraan itu, mobil sejenis dengan warna berbeda turut bertengger sangat tampan. Dono- supir pribadi Damayanti siap mengemban tugas negara, sedangkan untuk keseharian sang nyonya selama ia pergi akan diwakili tuan besar mereka. “Brandon nyasar ke belahan mana sih? Nggak nyampe-nyampe dari tadi!” Keberangkatan mereka hanya menunggu laki-laki pujaan hati Ike. Sudah satu jam menunggu, tapi pria itu tak kunjung mengandangkan mobilnya di pelataran rumah Kahfi. “Mabur Mah!” celetuk Kahfi. Ia belum merasakan ketenangan sejak pulangnya sang adik. Selalu ada petaka yang menghampiri dirinya. Kemarin selepas semua asisten rumah tangganya berkumpul untuk