XCIV

1091 Kata

  Dering alarm mengusik tidur lelap Zahra. Perlahan ia membuka matanya, menghadapi cahaya terang dari atas langit-langit yang menggantungkan bola pijar. “Morning Fi..” sapa Zahra setelah berhasil menghembuskan nafasnya pelan. Deg! Zahra meremas jarinya kala Kahfi membalikan tubuh. Semalam laki-laki itu memang memeluk erat dirinya, tapi tidak pagi ini. Zahra menemukan jarak antara keduanya. Zahra tahu Kahfi mungkin masih marah padanya. “Kuliah jam berapa nanti?” tanya Zahra mencoba menekan sakit di dadanya. “Setengah sebelas.” Tidak apa-apa. Kahfi berhak. Ia memang keterlaluan karena tak memahami maksud Kahfi tadi malam. Zahra menerimanya dengan lapang d**a. “Mau sarapan apa?! Biar aku sama Ike buatin.” Diam.. Zahra tak menemukan jawaban selain Kahfi yang bergerak menuruni ranjang.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN