Dering telepon di sudut ruangan membuat Erigo segera beranjak, begitu juga dengan Damayanti. Mama Kahfi itu langsung berlari kecil agar sampai ke depan pintu penghubung ICU. Damayanti menemukan segerombolan dokter dan perawat mengerubungi brankar keduanya. "Pah.." pekik Damayanti. Kepalanya menggeleng dengan bibir terbekap jemari. “Kali ini apa?” tanya Erigo dengan suara serak. Jujur saja sebagai ayah ia tak siap mendengar kabar buruk salah satunya. "Tolong.." pinta Erigo pada dokter yang saat ini menghubungi dirinya. ‘Keajaiban Tuhan Pak. Keduanya sadar secara bersamaan. Kami akan menghubungi Bapak untuk perkembangan selanjutnya.’ "Pah.. Dokter tadi bilang apa?! Kenapa mereka nutupin Kahfi sama Zahra. Paa!" Damayanti mengguncang tubuh Erigo. Ia tak tahu harus mengatakan ap