“Sini, Bunda bantu sikatin lagi,” putusku sembari menerima sodoran sikat gigi dari Laquinna dan merubah posisiku yang awalnya berdiri, kini menjadi berjongkok.
“Sekarang buka mulut Quinn agak lebar,” titahku sambil memberikan contoh pada Laquinna dan langsung dituruti oleh gadis itu.
“Lebih lebar lagi, Sayang,” imbuhku karena nggak dapat melihat deretan gigi Laquinna yang masih kecil ukurannya.
Setelah menyikat gigi Laquinna sampai ke sela-selanya, gadis itu pun berkumur dengan air yang sudah kusiapkan sebelumnya. Gadis itu kemudian menyuci wajahnya dengan air dan keluar dari kamar mandi setelah aku menyodorkan handuk untuk mengeringkan wajahnya yang basah itu.
Sembari menunggu Laquinna yang sibuk dengan handuk di tangannya, aku pun berjalan menuju lemari pakaian gadis itu dan mengelu
