Setelah menyelesaikan ritual pagiku, aku melilitkan tubuhku. Kejadian kemarin malam terulang lagi pagi ini, aku meninggalkan bajuku yang masih berada di dalam paper bag yang diberikan oleh Pak Dewa kemarin malam. Ini semua gara-gara ulah pria itu yang membuatku mengacir ke kamar mandi tanpa sedikit pun teringat untuk mengambil pakaian gantiku. Dengan langkah mengendap-endap yang persis seperti seorang maling, serta kepala yang menyembul keluar dari balik pintu kamar mandi, aku meneliti seluruh penjuru kamar untuk memastikan apakah sosok Pak Dewa masih berbaring di atas ranjang atau nggak. Syukurnya, pria itu sudah raib dari sana sehingga aku bisa keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk yang melilit di tubuhku. Dengan langkah cepat aku berjalan menuju pintu kamar dan segera