Bad Ayah - Part 43a

1233 Kata

Yang pertama kali aku lihat saat membuka mata adalah langit-langit kamar yang sudah mulai familiar bagiku akhir-akhir ini. Meskipun aku belum terlalu lama menempati kamar ini, tetapi aku sudah lumayan hafal dengan seluk beluk interiornya. Mataku menyipit untuk beradaptasi dengan silau yang berasal dari cahaya lampu. Namun, aku kembali memejamkan mata sedetik kemudian. Ingatan-ingatan tentang apa yang terjadi beberapa jam yang lalu langsung datang menyerbu benakku. Adegan demi adegan berputar di dalam sana layaknya film romantis yang penuh gairah. Kedua pipiku pun lantas memerah saat mengingat diriku yang melebur menjadi satu dengan suamiku tadi malam—pagi lebih tepatnya. Mas Dewa nggak mengizinkanku untuk beranjak dari tempat tidur setelah kesenangan kami berakhir padahal aku ingin sekal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN