"Nong! Itu ada ayang nyariin, tuh! Ngapel katanya. Lena!" "Iya, sebentar! Aku lagi di kamar mandi." Gilang pun menyambut kedatangan Bang Wili. Dia bukakan pintu rumahnya, di mana tadi sebatas melihat dari jendela, sosok Bang Wili yang berjalan membawa buah tangan. "Lena ada?" "Ada, Bang. Mau di luar apa di dalam?" "Di dalam kalau boleh." Gilang persilakan. "Oh, ya, ini untuk kalian." Sebuah boks kue di tangan Wili sodorkan, Gilang menerimanya sambil bilang makasih. "Duduk dulu, Bang. Tunggu. Lenanya lagi pup." "Ya." Wili meletakkan ponsel dan kunci mobilnya di meja, dia telah duduk di sofa kediaman Genta. Yang Gilang letakkan teh rendah gula untuk calonnya sang adik sebagai teman duduk di sana, di dekat ponsel gerangan. "Diminum, Bang." "Terima kasih." Wili ulas senyum tipis. "