"Dari semua barang mantan, kenapa itu yang disimpan? Lagian, maksudnya apa simpan-simpan barang mantan? Oh, supaya ada kenangan?" Mata Lena memicing. Pak Wili lantas memeluknya karena tetlihat tak bisa berkata-kata, tetapi Lena enggan. Hanya saja, sulit dilepaskan. "Maaf, maaf. Sebetulnya itu sempat mau dibuang, tapi terlintas juga ... lumayan buat ... ya, dulu mikirnya buat istri--" "Ogah, ya, aku! Enak aja make barang begituan, bekas mantan istri dari suami lagi. Ya Allah ...." Lena emosi. "Lagian apa enaknya mainan? Singkirin, nggak?" "Iya, Sayang, iya. Maaf, ya? Ini Abang buang." "Bakar!" "Iya, ini mau." Sambil Wili bawa perkakas tidak berguna itu--setelah dia simpan lama sampai lupa kalau punya barang begituan--untuk akhirnya dibuang dan dibakar. Benar juga, ngapain dia simpan