4

736 Kata
Rahang Jordan mengeras. Ia berdiri sembari menatap nyalang sosok laki-laki yang kini tengah ditatap sendu oleh calon tunangannya, "lo.. Apa yang lo lakuin ke calon tunangan gue!" bentak Jordan menarik kaos yang dikenakan Justine, membuat tubuh anak dari Michell Darmawan itu bergeser dari posisinya berdiri saat ini. "Apa yang lo lakuin, Sialan!" "Jordan..." lirih Clara yang melihat Jordan yang tengah menghardik Justine. Aku, aku yang salah. Bukan dia, Jordan. Jangan meneriakinya! "Oh My God, Oh My God! Daddy bisa pecat gue jadi putra mahkota kalau tahu gue ada di TKP kerusuhan Justine." pekik Vero memegangi dadanya- shock akan nasib posisinya sebagai putra mahkota di keluarga besar sang Daddy yang terancam karena ulah Justine kali ini. Plakkk.... "Bantuin Clara cepetan, jangan edan, aja lo." amuk Axel semakin erat memegangi tubuh Clara. Tangannya bahkan bergetar hebat. "Jangan sampai Papah gue tahu ya Xel." bisik Clara ditelinga Axel sebelum matanya tertutup dipelukkan sahabat dari laki-laki yang ia cintai. "Heh, lo kenal Bapaknya?" tanya Vero melirik sepupunya. Pertanyaan yang sungguh tidak tepat dilontarkan pada keadaan genting seperti sekarang ini. "Nggak penting! Yang penting, sekarang kita bawa Clara ke rumah sakit. Apa lo mau lerai tuh dua cowok g****k disana?" tanya Axel menujuk Justine dan Jordan yang saling adu pukul, melalui ekor matanya agar sepupunya mengerti. "Oke! Gue balik rumah aja. Udah jam dua belas lebih. Pangeran harus pul..." Plakkk... "Bantuin gue, Anjing! Si Jordan garang, Setan!" maki Justine yang tiba-tiba saja menarik-narik baju Vero, setelah memukul punggung laki-laki yang katanya Pangeran Husodo itu. "Jordan! Inget! Gue anak Daddy Ray Husodo. Gue tutup ntar kelab Papi lo, kalau lo berani mukul wajah tampan gue." ancam Vero ketika Jordan akan melayangkan bogeman ke wajahnya karena Justine mencari perlindungan dibelakang tubuh laki-laki itu. "Gue seriusan ya, gue bisa suruh Daddy gue robohin ini gedung." "b******k!" maki Jordan lalu berlari mengejar Axel yang membopong tubuh Clara. "Telepon polisi, suruh penjarain itu manusia." teriak Jordan pada orang kepercayaannya di kelab, tangannya menunjuk tepat ke arah Justine membuat laki-laki kepercayaan Jordan itu mengangguk dan segera melaksanakan perintah anak bosnya. * Clara membuka mata perlahan ketika rasa pening menghantam kepalanya. Bibir Clara bahkan sempat meringis saat cahaya merasuk ke dalam retina matanya. Sakit itu kini baru terasa. "Clara, kamu udah siuaman? Oh, God! Akhirnya kamu sadar juga." Jordan, itu suara Jordan, lirih Clara dalam hati mengenali siapa pemilik suara panik yang mengkhawatirkan dirinya. Ia tidak mungkin lupa, Clara masih mengenal dengan jelas siapa pemilik suara bas tersebut. "Justine mana?" tanya Clara dengan volume suara yang sangat kecil. "God, Damn! Clara! Lo baru aja siuman dan lo nanyain si b******k itu." Umpat Jordan kesal, karena bisa-bisanya gadis yang ia tunggui dengan cemas semalaman, justru menyebutkan nama orang lain selain dirinya di saat gadis itu membuka mata. "Jordan, Justine baik-baik aja kan?" tanya Clara khawatir dengan keadaan laki-laki yang ia cintai. "Dia di kantor polisi." Jordan mengepalkan tangannya. Anak pemilik Kelab Malam langganan Justine dan kawan-kawan itu membalikkan tubuh, menatap nyalang Axel yang masih berdiri di depan pintu yang masih terbuka. "Arrggg." Rasanya Jordan ingin sekali memukul wajah Axel saat mendengar rintihan kesakitan Clara. Ia butuh tempat pengalihan emosi. "What are you doing, Clara?!" bentak Jordan saat mengetahui jarum infus yang ada ditangan Clara sudah terlepas. Tangan Jordan menahan tubuh Clara yang hendak bangkit dari ranjang rumah sakit. "Gue mau cabut tuntutan Justine, MINGGIR!" Sentak Clara garang seakan melupakan kesakitan yang gadis itu rasakan tadi ketika baru membuka mata. Udah gue duga, dia bakal sekeras itu, batin Axel. "Gue bantu." Ujar Axel yang sudah berdiri disamping brankar Clara. "Clara, Papa kamu nggak akan suka ini." Desis Jordan saat Clara sudah berada dalam gendongan Axel. "Axel, berhenti." Lirih Clara. Axel mengangguk,lalu memutar balik tubuhnya hingga ke-duanya berhadapan dengan Jordan. "Papa nggak akan pernah bilang nggak ke aku Jordan. Jordan, maaf. Aku nggak bisa lanjutin perjodohan kita." ucap Clara membuat rahang Jordan mengeras untuk kesekian kalinya. "Ax.. Jalan." ujar Clara meminta Axel untuk kembali berjalan. Clara sempat membuat Axel tertegun dengan sebutan yang mungkin tanpa sengaja wanita itu ucapkan untuk memanggil Axel. "Cla... Gue nggak akan biarin pertunangan kita batal. Inget Cla, dari SMA pun kamu udah dijodohin sama aku, aku nggak akan biarin kamu kacauin penantian aku selama ini." "CLARA DIRGANTARA!" 'Ax...', dan Axel tersenyum miris sembari memanggil namanya sendiri. to be continued...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN