33.Pernikahan Aneh

1355 Kata

Tangisan Wahda perlahan-lahan mereda. Namun, pandangannya justru menyorot tajam pada Kenrich. Ia menghapus kasar bibir dengan telapak tangannya. “Hobi banget nyosor tiba-tiba! Na*su, hah? Katanya impo, tapi masih doyan nyosor? Aku ternoda beberapa kali gara-gara kamu!” “Karena hanya ini cara yang bisa membungkam suara cempreng tangismu itu. Bosan saya mendengarnya!” Wahda cemberut. Ia lalu menutup bibir telapak tangan sampai tiba di hotel. Begitu turun, Kenrich menggandengnya kasar. Wanita itu hanya menurut. Di lift, Wahda kembali membuat drama. Ia duduk di lantai, menenggelamkan wajahnya pada kaki yang ditekuk. Kenrich membiarkan wanitanya berbuat semaunya, asal tidak tantrum seperti tadi. “Berdiri. Kita sudah sampai,” ujar Kenrich begitu tiba di lantai, di mana kamar mereka berad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN