86. Menghukum

1339 Kata

Wahda menggeleng. “Enggak.” Kenrich kembali mendekatkan ponsel pada telinga, lalu berdeham. “Berani-beraninya kamu menghubungi istri saya.” Di seberang, Damar terdiam sebentar, lalu tertawa. “Oh, rupanya sekarang kamu yang bicara. Asal kamu tahu. Bukan saya yang menghubungi istrimu, Bung. Tapi istrimu yang lebih dulu menghubungi saya. Rindu mungkin.” Kenrich terus menatap tajam pada istrinya. Wanita itu terus menggeleng dan tangannya terus menggapai ponsel dari tangan Kenrich, tetapi tidak berhasil. Selisih tinggi badan yang lumayan, membuatnya kesulitan. Kenrich justru mengurung istrinya ke dalam ketiak. “Oh, rindu? Mungkin seperti itu. Rindu ingin menghajarmu. Tapi jika betul-betul rindu, berarti dia g0blok.” Kenrich lalu mematikan panggilan secara sepihak. Wahda juga dilepaskan.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN