15.Besok

1313 Kata

Mata Wahda mengembun. Bohong jika ia tidak cemburu dan sakit hati. Bisa-bisanya adik dan pria yang seharusnya menjadi suaminya begitu bahagia di tengah dirinya kesakitan dan mengalami patah tulang. Jika tidak ada hubungan sebelumnya, tidak mungkin mereka terlihat sebahagia dan sedekat ini. “Kamu akan membiarkan mereka bahagia sedangkan kamu mengenaskan seperti ini? Tidak ingin membuktikan kalau kamu bisa bahagia dan bisa menikah dengan pria yang lebih segalanya dari mantanmu itu?” ujar Kenrich lagi. Wahda mengembuskan napas panjang seiring air matanya yang menitik. “Emang lo lebih baik dari dia?” Kenrich tersenyum. “Orang buta pun tahu saya lebih tampan berkali lipat!” Wahda berdecak sebal. “Gue bingung, Ken. Bener-bener bingung. Selama di tempat Mak Jum, gue nggak pernah istikharah.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN