16.Hanya Kesepakatan?

1218 Kata

“Sek, sebentar sebentar. Ini ada apa sebenarnya? Besok? Kenapa kok mendadak?” tanya Guntur heran. “Duduk dulu, Pak. Biar enak ngobrolnya,” sela Wahda. Saat bersama Kenrich tadi, ia ngotot tidak mau menikah. Ternyata setelah bicara dengan Damar dan Wirda, titik api amarah dalam dirinya membesar secara tiba-tiba. Rasanya ia puas saja beradu akting dengan bule itu demi misi balas dendamnya. “Kamu juga, Nduk. Kenapa pakai kruk begini?” “Biar saya saja yang jelaskan, Pak. Karena keadaan Wahda inilah yang membuat saya yakin menikahinya.” Kenrich bertutur dengan sopan. Sangat berbeda jika bicara dengan Wahda yang cenderung dingin, tegas, dan menyebalkan. “Ya, ya. Tolong jelaskan satu per satu.” Kumala menyela. “Saya tidak tahu banyak tentang masalah asmara Wahda karena dia bersikeras tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN