Pesawat kelas bisnis di mana Wahda dan Kenrich duduk, kini telah mengudara. Wahda lebih sering pulang-pergi Yogyakarta menggunakan kereta api, sangat jarang menggunakan pesawat terbang jika bukan karena urusan pekerjaan atau hal mendesak yang butuh waktu cepat. Tidak banyak yang mereka obrolkan karena Kenrich lebih fokus pada ponsel. Entah apa yang dikerjakan di ponsel tersebut pada ponsel tanpa sinyal. Sampai akhirnya pesawat landing di ibu kota. Lanjut mereka menuju ke sebuah apartemen elite. Wahda juga memilih diam, tidak berkata banyak hal. Keduanya seperti dua orang asing. Tiba di unit apartemen milik Kenrich, mereka pun masuk. Wahda yang biasa melihat tempat mewah karena sering ke rumah atau bepergian dengan Diana, tidak terlalu ternganga. “Tumben hari ini banyak diam?” tanya Ke