19.Penipu

1222 Kata

Kenrich menatap Wahda yang tengah menunduk dalam. Pria itu takut sang wanita tiba-tiba berubah pikiran. “Wahda,” panggil Kenrich lirih. Wahda masih sangsi. Ia benar-benar bingung. Lari tidak mungkin, melanjutkan pernikahan juga hal yang menakutkan. “Nduk, gimana? Bersedia?” Guntur kembali buka suara. Wahda mendongak, menatap bapaknya. Andai bisa bicara, ia akan bercerita segalanya pada sang cinta pertama. Meminta pendapatnya, lalu diberi kata-kata yang menenteramkan jiwa. Namun, itu tidak mungkin. Masalah sepenting ini harus dialami dan dijalani sendiri tanpa seseorang pun tahu kebimbangan hatinya. Pelan, akhirnya Wahda mengangguk. “Bismillahirrahmanirrahim. Iya, saya bersedia menikah dengan Kenrich.” Suara Wahda bergetar. Beberapa menit ke depan, status dan dunianya akan berbalik 1

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN