122.Yang Dibedakan

1004 Kata

“Ini juga peringatan untuk semua agar tidak gampang meremehkan orang lain terutama tamu perusahaan! Istri saya atau bukan, kalian harus menghormati setiap orang yang datang. Paham!” bentak Kenrich lagi. Pria itu lalu kembali berjalan keluar lobi. “Pak Ken, ampun! Maafkan saya!” Vita berteriak sambil berlari mendekat. Tiba di pintu, ia dihadang satpam. Sementara Kenrich terus berjalan menuju parkiran VIP yang letaknya di depan lobi tepat. “Pak Jajang mana!” pekik Kenrich saat di samping mobil. Wahda masih ada di dekapannya, tersedu-sedu sambil memeluk suaminya erat. “Sabar, Sayang.” Suara Kenrich melunak saat bicara dengan sang istri. Tidak lama kemudian, Jajang datang tergopoh-gopoh. Ia membukakan pintu mobil. Wahda pun dimasukkan di depan. “Biar saya yang bawa mobil. Kamu pulang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN