79. Mengadu Macam-Macam

1468 Kata

Kenrich mengembuskan napas panjang. Ia lantas tertawa. “Om, Tante. Tisya sudah menolak mentah-mentah saya. Jadi untuk apa kami kembali bersama?” “Dia sangat menyesal, Ken. Dia terpuruk setelah kecelakaan ditambah kebenaran tentang pacarnya terkuak. Dia ingin memperbaiki hubungan denganmu, tapi malu untuk bicara langsung,” ujar Kartika. Kenrich tersenyum. Lucu rasanya jika dirinya hanya dijadikan ban serep oleh orang-orang ini. Dulu saja Tisya menghina setengah mati, sekarang orang tuanya memohon sepenuh hati. Mereka ini sungguh tidak tahu malu. “Saya tidak tahu harus meminta tolong pada siapa selain sama kamu,” sambung Darma. “Begini, Om Darma. Yang pertama masalah suntikan dana. Perusahaan saya saat ini juga sedang banyak menghabiskan pengeluaran. Banyak produk yang baru akan dilunc

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN