143. Calon Anak Kita

1239 Kata

“Mom.” Wahda menatap nanar pada berkas yang ada di meja, yang baru saja dilempar Marissa. “Kenapa melakukan ini sama saya?” “Karena kamu sudah nggak pantas mendampingi Ken! Gara-gara kamu dia terbujur koma dan sering drop!” Napas Marissa memburu, matanya menyorot tajam pada sang menantu. “Mom, sudah puluhan kali saya katakan, saya melakukan itu demi keselamatannya. Lalu di mana dia sekarang?” Marissa mengambil ponsel, lalu memperlihatkan video pada menantunya tersebut. “Lihat, apa yang terjadi padanya. Semua ini tidak akan terjadi kalau dia tidak dioperasi! Masih ada cara lain untuk menyelamatkannya!” Wahda melihat rekaman video tersebut. Matanya mengembun, lalu air matanya menyusul menitik. Di sana terlihat, Kenrich sering kesulitan bernapas. “Kamu ini istri macam apa, sampai tega

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN