Taksi online yang ditumpangi Wahda masih melaju, membelah jalanan kota Yogyakarta. Lalu, kendaraan itu mulai masuk pinggiran dan melaju agak lambat. “Sebentar, ya, Pak. Saya juga sambil mengingat-ingat soalnya. Lupa-lupa ingat sama rumahnya,” ujar Wahda pada pengemudi. “Iya, Mbak. Santai saja.” Antara ingat dan tidak ingat, Wahda mencari rumah yang dimaksud. Hanya berbekal nama desa dan nama orang, ia terus mencari. Sesekali bertanya pada warga. “Rumahnya Mak Jum tahu, Bu?” Wahda bertanya pada ibu-ibu yang ditemui. Ia menyebut usaha dan ciri-ciri rumah yang dulu pernah beberapa waktu ditinggali tersebut. Sayangnya ia tidak tahu nomor telepon Jum atau Jaka. Itu yang menyulitkannya. “Oh, iya tahu. Anaknya namanya Jaka, kan?” “Iya, betul.” “Dari sini lurus saja, perempatan ketiga belok

