94. Perlindungan

1489 Kata

Wahda membalik tubuh. Ia berusaha tenang. Wanita ayu itu membawa tas, pasti orang tuanya curiga. “Mau ke kamar mandi sambil naruh baju kotor ini di mesin cuci, Pak. Tasnya sekalian mau kucuci.” jawabnya berbohong sambil menunjukkan tasnya. “Oh, ya sudah. Sana taruh.” “Bapak kok belum tidur?” “Mau ngunci pintu depan. Kayaknya tadi belum dikunci.” “Biar aku aja yang kunci pintunya. Bapak istirahatlah.” Guntur mengangguk. Sementara Wahda mengembuskan napas lega karena sang bapak tidak bertanya macam-macam lagi. Wahda masih berdiri mematung saat sang bapak masuk kamar. Tas masih dibawa. Kesempatan emas ini akan digunakan sebaik-baiknya sekalian kabur. Ia berjalan santai menuju pintu rumah. Ketika membuka pintu pun, dengan kewaspadaan penuh. Sampai akhirnya ia berhasil keluar rumah dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN