Sabrina membuka matanya perlahan. Dari dalam kamarnya dia bisa mendengar suara kicauan burung camar di luar sana. Sabrina mengangkat tubuhnya menjadi duduk dan tersenyum tatkala melihat setangkai mawar merah di sisi ranjang sebelahnya. Tangannya meraih bunga mawar yang masih segar itu dan menghidu wanginya. Dia tersenyum sembari membayangkan wajah tampan Satria yang telah menjadi suaminya.
Tadi pagi sekitar pukul tujuh pesawat mereka baru saja mendarat dan Sabrina langsung terkena jetlag karena tidak terbiasa terbang dalam waktu yang lama. Sehingga sesampainya di penginapan dia langsung beristirahat.
Sabrina menuruni ranjang dan melangkah ke arah jendela yang mana tirainya melambai-lambai tertiup angin. Dia bisa melihat suasana di luar yang tampak sangat cerah. Sepanjang mata memandang
