Kenangan indah yang membekas

1831 Kata

Athar memejamkan matanya sejenak, mencoba meredakan amarah yang kembali meluap begitu saja. Namun, saat bayangan Zaozah bersama pria lain muncul dalam pikirannya, amarahnya kembali membakar. "Kenapa dia bisa bahagia dengan orang lain?" pikirnya dengan perasaan gelisah dan penuh kekesalan. Seketika itu, Athar bangkit dari kursinya dengan cepat. Tubuhnya yang semula lelah kini kembali dipenuhi energi amarah yang tak bisa ia kendalikan. Tangannya mengepal erat, seolah-olah ingin memukul sesuatu untuk melepaskan perasaan yang mencekam. Suara nafasnya semakin berat, seiring dengan perasaan cemas yang semakin menekan. "Aku yang meninggalkannya, aku yang merusak semuanya, dan sekarang dia dengan pria lain!" pikirnya dengan penuh kebingungan. Athar merasa seolah dirinya tak lagi mengenali siapa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN