Zaozah menoleh ke arah Pak Faris dengan senyum kecil, meskipun dalam hatinya ada perasaan campur aduk. Ia tidak ingin membuat hubungan Athar dan ayahnya semakin tegang. Dengan suara lembut, ia berkata, "Ka Athar memperlakukanku dengan baik, Ayah. Dia selalu memastikan aku tidak kekurangan apa pun." Pak Faris mengangkat alisnya, seolah mencoba menilai apakah kata-kata Zaozah jujur atau hanya untuk meredakan situasi. Sementara itu, Athar menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak. "Syukurlah kalau begitu," kata Pak Faris akhirnya, tersenyum lega. "Tapi ingat, kalau ada masalah, kamu bisa bicara denganku, ya." Zaozah mengangguk pelan. Ia tahu bahwa kenyataan tidak seindah yang ia ucapkan, tetapi entah kenapa, melihat ekspresi wajah Athar yang sedikit terkejut dan diam setelah mendengar perk