Membela Kebenaran

1484 Kata

Sepanjang perjalanan pulang, Azka tak bisa mengalihkan pikirannya dari Athira. Wajah polos gadis itu, senyum lembutnya saat baru bangun dari tidur, hingga tatapan matanya yang teduh, terus terbayang di kepalanya. Mobil mewah yang dikendarainya melaju pelan, namun pikirannya melaju cepat, menerobos setiap kenangan singkat tentang Athira. "Kenapa wajah dia terus muncul sih?" gumam Azka dalam hati. "Padahal... dia cuma guru les adik-adikku. Anak sederhana, beda dunia sama aku..." Namun justru kesederhanaan Athira yang membekas. Cara dia sopan berbicara, kesungguhannya mengajar Aqsa dan Alisa, bahkan kerudung lusuh yang selalu dia pakai—semuanya terasa begitu nyata dan membekas di sudut hati Azka yang selama ini tertutup ego dan gengsi. Azka menghela napas panjang. Malam itu, untuk pertama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN