Setelah peluit panjang tanda pertandingan berakhir, riuh tepuk tangan dan sorakan memenuhi lapangan. Tim Azka menang dengan skor tipis tapi dramatis. Kawan-kawannya merayakan dengan pelukan dan tos penuh semangat, namun Azka tidak larut terlalu lama. Dengan napas masih memburu, ia langsung berjalan ke arah meja panitia di pinggir lapangan, tempat Athira dan Dilla sibuk mencatat hasil pertandingan dan mengecek jadwal berikutnya. Athira yang fokus menulis, mendadak terdiam saat mendengar suara sepatu menyentuh lantai tepat di hadapannya. “Pertandingan selanjutnya jam berapa?” tanya Azka, suaranya terdengar agak serak tapi tetap tenang. Athira mendongak. Tatapan mereka bertemu. Sekilas mata Azka masih berbinar karena euforia pertandingan, tapi ada juga sorot… penasaran? “Jam dua siang.

