EL. 143 DUA GARIS MERAH

1316 Kata

Di rumah Irfan. Setelah salat subuh, Afi kembali berbaring. Kepalanya terasa sangat berat. Sejak beberapa hari ini Afi merasa tidak enak badan, tapi ia tahan. Irfan masuk ke kamar bersama Fani membawakan sarapan. Irfan meletakkan nampan berisi bubur ayam dan teh hangat di atas meja. Irfan duduk di tepi ranjang. Fani naik ke atas tempat tidur. Afi bangun dari berbaring. Ia duduk dengan punggung bersandar di kepala ranjang. "Sarapan dulu, Sayang." "Iya." Irfan menyuapi Afi. Untungnya meski sakit, Afi masih mau makan. Fani memijat kaki Afi. "Fani harus pergi sekolah, Sayang." "Iya, Amma. Sebentar lagi." "Bekal nya sudah siap?" Tanya Afi. "Sudah, Amma." "Botol minum?" "Sudah." "Buku, alat tulis, buku paket, uang jajan." "Semua sudah disiapkan Ayah, Amma." "Alhamdulillah. Ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN