Malam harinya. Diadakan syukuran makan bubur sumsum. Rumah Nini ramai lagi oleh warga. Zia masih marah pada Shana dan Ara. Shana dan Ara kebingungan apa yang membuat Zia marah pada mereka. "Salah Kak Sha dan Acil Ara apa, Zia?" Tanya Shana. Shana mencubit pipi Zia karena gemas melihat wajah cemberut sepupunya itu. "Acil Ara dan Kak Sha kepana nyanyi lagu itu. Zia tidak bisa doget dungdat!" Wajah Zia mendongak menatap Shana. "Oh itu. Kak Sha dan Acil Ara tidak bisa nyanyi dungdat." Shana tersenyum. "Bohong!" "Sungguhan! Iya'kan, Acil Ara, kita tidak bisa nyanyi dungdat." Shana menatap Ara. "Iya benar. Maaf ya, Putri Zia yang cantik, imut, dan baik hati. Maafkan kami yang tidak bisa mempersembahkan lagu dungdat untuk Putri Zia tercinta." Ara membujuk Zia. "Orang minta maaf harus