32. Hari Pertama Kuliah

1513 Kata

Aku memanggilmu dalam hati, bukan di bibir, Sebab udara terlalu rapuh mendengar namamu. Cinta ini tumbuh di antara helaan napas dan dalam diam, Menyala tanpa api, membakar tanpa cahaya. *** Langit pagi itu tampak bersih, biru seperti kertas baru yang belum disentuh tinta. Kota ini terasa lebih hidup dari pada biasanya. Suara klakson, aroma roti panggang dari kedai di pinggir jalan, dan barisan mahasiswa dengan ransel di punggung, berjalan tergesa menuju gerbang utama kampus. Bagi Zevana semuanya terasa seperti mimpi yang terlalu nyata. Dia berdiri di depan gerbang besar bertuliskan, “Institut Seni dan Mode.” Sebuah kampus yang bahkan tak pernah dia bayangkan dengan pikirannya yang terkungkung pada ketiadaan biaya. Kini, tanpa pernah membayangkannya dia berdiri di tempat itu. Tangan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN