Aku mencintaimu dari balik tirai waktu, Di mana langkahku tak boleh mendekat, Dan doa hanya berani berwujud bayangan, Menyentuhmu hanya dalam hati dan anganku saja. *** Zevana masih berdiri di balik tirai jendela kamar rahasianya, memandang mobil Ankala yang pergi menjauh, membawa kebahagiaannya serta. Dia menatap sampai mobil itu hilang di telan jalanan memanjang menjauhi rumah itu. Jantungnya berdenyut sangat kencang dan itu menyakitinya. Air matanya menetes membasahi pipi. Sejak Ankala mencium bibirnya dengan ciuman yang keras itu, dia tak merasa kesakitan meski bibirnya terluka, namun dia sakit karena dia tak bisa mengatakan bahwa dia masih sangat mencintai Ankala. Dia tahu masa depan Ankala masih sangat panjang, dan tak seharusnya pria itu terjatuh bersamanya. Cukuplah dia jatu

