Rendy mengetuk-ngetukkan sepatunya ke lantai dengan tidak sabar. Susah payah ia meluangkan waktu disela-sela jadwal padatnya untuk berkunjung ke Jerman menemui Cherry, tapi gadis itu justru terlambat menjemputnya. Apa yang sebenarnya gadis itu lakukan? Apa dia tidak bersemangat untuk menemuiku? Pikir Rendy dalam hati, ia menjadi ragu pada perasaan Cherry. "Maaf, aku terlambat." Akhirnya terdengar suara familiar seseorang dari belakang tubuh Rendy yang sedang asik menyesap kopinya. Rendy menoleh dengan tatapan tajam, begitu melihat senyuman Cherry yang tak nampak bersalah di wajahnya, Rendy hanya bisa menghela napas. Bagaimana bisa ia marah kepada Cherry? Sejak dulu gadis itu memang sangat menyebalkan. Tapi, ntah kenapa Rendy tak bisa marah ketika gadis itu mengganggunya. Tatapan mata