"Dengan siapa kau akan pergi?" "....." "Hm, dengan bocah itu?" "....." "Baiklah, kalau begitu, berhati-hatilah." Aku menutup ponselku, lalu menaruhnya asal sembari mengigit bibir bawahku. "Mau apa sebenarnya bocah sialan itu? Kenapa dia selalu menempel pada Cherry?" gumamku sedikit kesal. Baiklah aku akui, mungkin aku sedikit cemburu pada Cherry, karena ternyata dia banyak memiliki teman pria sekarang, khususnya pria yang bernama Anthony itu, ntah kenapa aku sangat kesal padanya. Gara-gara bocah tengik itu, aku jadi lebih sering pergi ke Jerman untuk sekedar mengawasi Cherry. Cih, aku benci kalau aku harus mengakui bahwa aku tidak suka jika Cherry dekat-dekat dengan pria lain, tapi kali ini harus aku akui. Gadis itu benar-benar sudah memerangkapku begitu dalam, awalnya aku menolak p