Bab 8

879 Kata
Lanjutan : Pagi harinya… Aku melihat sarapan sudah terletak dengan rapi di atas nakas di sebelah ranjang dan juga kertas putih, aku mengambil kertas itu dan membacanya. “Raja, aku pergi ke kantor dulu… sarapan sudah aku persiapkan begitu juga baju ganti sudah aku sediakan di dalam lemari, jika kamu mau pulang tolong kunci titipkan saja sama security” Aku membuang kertas itu dan memilih mandi, entah berapa kali kami b******a malam tadi dan setiap aku mencapai klimak selalu nama Lian yang aku sebutkan, entah karena aku menganggap Hana adalah Liana atau ini perasaan bersalah karena aku sangat menikmati setiap Hana melayaniku, dia terlalu luar biasa. Drttt drttt Aku mengambil iphoneku yang kembali berbunyi, aku melihat nama Lian di layar iphoneku. Aku langsung mengangkatnya. “Halo..” suara Lian terdengar sangat pelan dan lemah, apakah dia sakit. “Lian, kamu sakit ya… kenapa suara kamu sangat lemah seperti itu?” “Hmmm nggak kok, aku baru aja bangun… kamu lagi di mana” “Hah? Oh aku… aku lagi di jalan menuju  kantor” bohongku, astaga sekarang aku mulai berbohong. “Oh aku kira kamu masih di ranjang bersama Hana, aku kecewa karena kalian tidak menghabiskan waktu bersama-sama” “Udah deh Lian, kalo kamu menghubungi aku karena mau tau apa yang terjadi antara aku dan Hana lebih baik kita akhiri pembicaraan ini saja” “Tunggu, aku harap kamu mulai bisa mencintai Hana ya Raja selama aku pergi… karena… karena” moodku pagi-pagi rusak karena Lian dan segala keanehan yang ada di dirinya, aku hanya bisa mengerang kesal dan berharap semua ini hanya mimpi, tapi sayangnya ini kenyataan dan sialnya bayangan tadi malam masih menari-nari di benakku, entah apa yang di ajarkan Lian kepadanya dan dia berhasil membuatku kacau seperti ini. **** “Pagi pak Raja” Micheal menyapaku ketika lagi-lagi kami berada satu lift, ini sudah beberapa kali kami berada satu lift dan awalnya aku respek menjadi tidak respek ketika dia terlihat menggoda Hana tepat di depanku, ya di depanku!! Meski semua orang tidak tau hubungan aneh yang ada diantara aku dan  Hana tapi tetap saja dia istriku dan dia harus mengandung anakku dan Lian, aku tidak mau ada lelaki lain sebelum kami bercerai. “Pagi” balasku singkat, aku membaca jadwal yang harus aku lakukan hari ini, ternyata hari ini ada acara kantor menyambut hari ulang tahun perusahaan yang ke 25 tahun, semua pegawai wajib ikut dalam perlombaan termasuk bagian administrasi, aku bahkan tidak menyangka Hana akan bertahan bekerja di bagian itu, aku kira dia akan memilih berhenti tapi nyatanya dia kuat menghadapi tekanan Viona yang membencinya karena dulu seharusnya dia yang menjadi sekretarisku tapi karena dirinya pernah terlibat kasus penyuapan membuatku memindahkannya ke bagian administrasi, aku tidak memecatnya karena dia anak dari salah satu direksi. Aku melihat Hana menghias seluruh ruangan dengan peralatan pesta, balon dan lain-lain. Bahkan aku melihat dia memanjat menggunakan tangga untuk memasang balon, bahkan dia tidak sadar Michael menatap perutnya yang terlihat karena bajunya terangkat. “Ehemmmm” aku pura-pura berdeham agar semua melihatku, semua pegawai melihat kearahku kecuali Hana, dia bahkan masih sibuk memasang balon dan berjinjit di atas tangga, tangga itu bergoyang karena tubuh Hana mulai tidak seimbang. “Hana awass!!!!” teriakku dan Michael berbarengan, Hana kaget dan berteriak… aku berlari kearahnya begitupun Michael, sayang langkahku kalah cepat dan Hana jatuh ke pelukan Michael. Aku menatap mereka kesal, Hana melepaskan pelukan Michael dan melirikku sejenak, aku memberi tanda agar dia menghindar dari Michael, Hana merapikan bajunya dan mengambil sepatu heelnya dan menghilang ke ruangan pantry. “Kemana para OB, kenapa membiarkan seorang wanita memasang pekerjaan bahaya seperti itu… apa saja tugas kalian, jika dia jatuh siapa yang mau tanggung jawab!!!” teriakku memarahi para OB, semua diam mendengar kemarahanku, Michael menghela nafas dan masuk ke dalam ruangannya. “Tidak becus semuanya” bentakku lagi. Bukan karena kuatir sama Hana aku bisa semarah ini, tapi di dalam rahimnya sedang berjuang benihku untuk menjadi janin, jika dia jatuh dan gagal lagi  siapa yang tanggung jawab. Setibanya di dalam ruang kerjaku, aku berjalan mondar mandir memikirkan cara agar Hana tidak bekerja lagi dan beristirahat saja di rumah, bahaya jika kejadian ini terulang lagi. Untung ada yang menolongnya tadi, bagaimana jika dia jatuh dan merusak benih yang sedang membuahinya, bisa-bisa situasi ini semakin lama dan aku takut semakin jatuh ke dalam lobang kenikmatan dan aku juga yang susah lepas dari dirinya. “Kayla tolong ke ruangan saya” panggilku, Kayla datang dengan membawa catatan di tangannya. “Tolong temui Bapak Kevin di kantornya dan ajak dia makan siang, bilang saja Bapak Raja memberikan hadiah karena berhasilnya tender perusahaan kami” kataku, wajah Kayla berubah mungkin dia bingung kenapa dia yang harus menemani Kevin, aku sengaja agar Kayla pergi jadi aku bisa leluasa berbicara dengan Hana tanpa ada yang tau. “Baik Pak” balasnya. Setengah jam kemudian aku menghubungi Hana dan memintanya untuk ke kantorku tanpa sepengetahuan orang dan aku tau bagaimana dia melakukan itu secara sembunyi-sembunyi. 10 menit kemudian Hana datang, wajahnya terlihat lelah. “Kamu itu kerjanya di bagian administrasi, kenapa malah manjat-manjat seperti tadi… kalo jatuh dan gagal lagi bagaimana?” kataku dengan nada sedikit keras. “Maaf Raja, aku lupa jika kita sedang program kehamilan, aku janji itu terakhir kalinya aku memanjat” “Bukan terakhir kalinya Hana, tapi jangan pernah berpikir untuk memanjat lagi, lebih baik kamu cuti saja dan beristirahat dirumah, aku tidak mau karena kelelahan usaha kita gagal lagi, Lian sudah menunggu terlalu lama dan aku tidak mau menunggu semakin lama lagi” dia seperti berpikir dengan perkataanku. “Baik Raja, aku akan cuti untuk sementara… ada lagi yang mau kamu bicarakan” tanyanya, aku menggeleng dan meyuruhnya untuk pergi. “Nanti malam aku datang lagi” kataku, Hana menatapku tanpa ekspresi. “Baik Raja” ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN