bc

Gara-gara Khilaf

book_age18+
230
IKUTI
3.7K
BACA
love-triangle
family
love after marriage
fated
friends to lovers
goodgirl
heir/heiress
drama
sweet
bxg
campus
city
office/work place
like
intro-logo
Uraian

Area dewasa ( Warning 21+)

Valen patah hati, wanita yang sejak dulu dia cintai dalam diam akhirnya menikah dengan pria lain. Dia menghabiskan minuman di club malam dan bertemu dengan seorang wanita yang membuatnya Khilaf.

Siapakah wanita itu? Lalu bagaimana jika one night stand mereka bukan menjadi malam satu-satunya karena mereka ditakdirkan untuk bersama?

Apakah Valen bisa melupakan cintanya pada Vanessa yang telah memiliki suami? Atau Valen akan terjerat oleh pesona seorang Kinan Laila Zalfa, wanita yang tengah mengandung anaknya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Layani Aku
Happy Reading Valen patah hati, wanita yang dia cintai dalam diam selama bertahun-tahun kini resmi menjadi istri seseorang. "Vanessa, selamat ya? Semoga kamu bahagia," ujar Valen menyalami sosok cantik dengan gaun pengantin berwarna putih itu. Mata Valen memanas. Rasanya ingin menjerit dan menangis saat ini. Akan tetapi, dia harus tahan. Jangan sampai Vanessa tahu kalau dia sakit hati ditinggal menikah. "Ahh, Valen. Makasih doanya. Aku pasti bahagia, menikah dengan Arjuna adalah keinginanku sejak dulu," jawab Vanessa melirik Arjuna yang juga tengah menatapnya dengan senyum merekah. Kedua pengantin itu sama-sama memancarkan aura bahagia. Valen tahu jika Vanessa sudah lama mencintai Arjuna dan ternyata Arjuna juga memiliki perasaan yang sama hingga akhirnya mereka berhubungan selama dua tahun dan memutuskan untuk menikah. Valen akhirnya pamit pergi, dia tidak tahan lagi. Hatinya benar-benar sakit, melihat sahabat kecilnya yang sejak dulu selalu dia sayangi dan cintai kini menjadi milik seseorang. Valen tidak pernah bisa mengungkapkan perasaannya pada Vanessa karena dia takut jika jika Vanessa akan menjauhinya hanya karena perasaan cintanya itu. Valen memutuskan untuk memendamnya saja, biarlah dia cinta sendiri karena Valen tahu jika Vanessa tidak memiliki perasaan yang sama. Valen memutuskan untuk pergi ke sebuah klub malam, hatinya benar-benar hancur dan dia ingin mengalihkan semuanya pada minuman. Waktu masih menunjukkan pukul 9 malam, acara pernikahan Vanessa dan Arjuna digelar sampai malam karena sekalian resepsi. Tentu saja Valen ada di sana dari pagi sebelum akad nikah. Dia sudah berjanji pada Vanessa jika dia akan selalu ada di sana, melihat sahabat baiknya bahagia dengan pria yang dicintainya. Valen sudah sampai di sebuah bar di tengah kota, dia langsung masuk ke dalam dan menemui bartender. Valen sebenarnya bukan peminum, dia belum pernah merasakan minuman haram itu karena Mami dan Papinya pasti sangat marah kalau sampai tahu dia menyentuh barang haram itu. Namun, malam ini pikiran Valen tengah kacau, hatinya hancur lebur seakan tidak ada hari esok yang bisa membuatnya bahagia. "Berikan gue minuman paling mahal!" ujar Valen pada bartender. "Lo mau apa? Wine, whiskey atau—" "Apa saja, yang penting bisa membuat hati gue tenang!" sela Valen. Dia tidak tahu merek minuman ataupun jenis-jenisnya. Dia hanya ingin minum, itu saja. Sang bartender akhirnya memberikan segelas wine dan meletakkannya di depan Valen. Tanpa basa-basi, pria berusia 24 tahun itu pun menenggaknya. Rasa panas langsung memenuhi tenggorokan, dahi Valen mengernyit, minuman ini rasanya tidak enak dan panas. Tetapi Valen sepertinya tidak mau berhenti, dia minta tambah lagi dan lagi sampai dia merasakan kepala pusing. "Loh, bukannya dia Pak Valen? Kenapa ada di sini?" gumam seorang wanita yang baru saja datang ke club malam itu. "Siapa, Bil?" tanya wanita di sampingnya. "Bos gue, dia tuh terkenal alim, tapi ternyata sama aja. Tuh, buktinya dia mabok," jawab wanita yang bernama Nabila. "Kinan, ayo masuk ke dalam, gue jamin lu pasti bisa seneng ada di sini." Nabila menarik tangan Kinan untuk mengajaknya masuk ke dalam ruang VIP di mana mereka sudah ditunggu oleh seseorang. Kinan menggeleng lemah, tiba-tiba dia takut berada di tempat seperti ini. Suara musik keras, bau alkohol menyengat dan tempatnya gelap. Rencana yang sudah dia pikirkan matang, akhirnya kandas. "Gue pulang aja, gue takut Bil. Mending gue kerja 20 jam daripada kerja di sini." Tadinya Kinan menerima ajakan Nabila untuk bekerja di sebuah bar karena Kinan butuh uang banyak dalam waktu beberapa hari. Nabila mengatakan jika dia bisa membawa Kinan di tempat kerjanya, di mana di sana dia akan mendapatkan gaji banyak hanya semalam. Namun, belum juga bertemu dengan Madam Lin, Kinan sudah mundur. Nabila menatap Kinan dengan jengah. "Lu gimana, sih? Tadi katanya mau ikut gue kerja di sini, lu butuh uang banyak dalam semalam, kan? Di sini gue bisa rekomendasikan lu. Nggak perlu jual keperawanan, cuma temenin minum doang, nanti lu bakal dapat tips gede!" Kinan menggeleng cepat, tiba-tiba dia merasa menyesal datang ke tempat itu. Memang sih, dia membutuhkan uang banyak untuk biaya operasi ibunya, keuangannya yang semakin menipis dan kebutuhan semakin membengkak, apalagi sekarang ibunya harus segera di operasi pengangkatan tumor di perutnya yang semakin membesar, Kinan harus bekerja keras demi mendapatkan uang banyak dalam waktu dekat. Jalan satu-satunya yaitu bekerja di club malam ini, itu saran dari Nabila–teman sekaligus tetangganya. "Oke, gue sih terserah lu. Kalau masih mau ikut gue, ayok. Tapi kalau lu mau pergi dan minjam uang di rentenir yang bunganya bisa membengkak, ya silahkan!" ujar Nabila. Kinan tiba-tiba kepikiran untuk meminjam uang kekasihnya, siapa tahu nanti Dimas mau meminjamkan uang ratusan juta itu. Ah, paling tidak Dimas bisa membantunya separo dari biaya operasi ibunya. "Gue pulang aja, mending gue pinjam Dimas, siapa tahu dia mau bantu," jawab Kinan. Nabila mengedikkan bahunya. "Oke, kalau gitu, gue masuk ke dalam sana, udah ditunggu," tunjuk Nabila pada sebuah pintu bertuliskan VIP. Kinan mengangguk. Tiba-tiba hatinya merasa lega, dia mending meminjam uang Dimas. Pasti kekasihnya itu mau membantu. Namun, langkah kaki Kinan tiba-tiba berhenti saat melihat dua orang di depannya yang sangat dia kenal sedang berciuman dengan penuh gairah. Mata Kinan membulat sempurna dan dia tidak percaya jika Dimas dan Aruna mengkhianatinya. Dengan sisa tenaga yang dimiliki, Kinan langsung menjambak Dimas dan memukul wajahnya. "Hei, b******k! Siapa kau!" seru Dimas masih dalam keadaan terkejut karena tiba-tiba ada yang memukul wajahnya. "Dasar laki-laki b******n! Tega lu ya selingkuh sama sepupu gue sendiri!" "Kinan, aku bisa jelasin!" Dimas semakin terkejut karena mengetahui jika orang yang memukul wajahnya adalah Kinan–kekasihnya. "Nggak perlu, perbuatan kalian tadi sudah cukup menjelaskan dan memulai sekarang kita nggak ada hubungan apa-apa lagi!" seru Kinan menatap dua orang yang sangat dia sayangi itu. "Bagus deh, akhirnya gue bisa bebas bermesraan dengan Dimas," ujar Aruna menggandeng lengan Dimas, tetapi langsung disingkirkan oleh pria itu. Dimas masih berharap mendapatkan maaf dari Kinan Karena sejujurnya dia sangat mencintai wanita itu dan untuk Aruna, Dimas hanya bersenang-senang saja karena Aruna bisa membuatnya puas, selalu bisa memberikan kebutuhan biologisnya di saat Kinan tidak pernah mau dia sentuh Kinan menatap Aruna dengan tatapan kecewa, sakit hati, dan rasa tidak percaya karena sepupunya yang sangat dia sayangi itu tega menusuknya dari belakang. Dua orang itu benar-benar membuat kepercayaan Kinan runtuh, semua kebaikannya dibalas pengkhianatan yang sangat keji. "Kinan, tunggu dulu, kamu harus dengerin penjelasanku." Dimas maju, ingin meraih tangan Kinan, tetapi tidak bisa karena Kinan memundurkan langkahnya dan menolak disentuh oleh Dimas. "Jangan sentuh gue, kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi setelah gue liat pengkhianatan ini dan gue nggak akan maafin kalian berdua!" Kinan langsung berbalik dan berjalan cepat meninggalkan kedua orang itu. Air mata mengalir begitu saja, d**a Kinan terasa sesak dan dia begitu sakit hati karena dikhianati oleh Dimas dan Aruna. Sungguh, Kinan tidak pernah menyangka jika keduanya ternyata memilih hubungan gelap di belakangnya. Padahal hidup Kinan kini tengah terpuruk, dia butuh sandaran jika dia merasa lelah. Namun, sosok Dimas yang sejak setahun ini selalu bisa membuatnya nyaman, nyatanya menorehkan luka yang dalam. Kinan menabrak d**a seseorang. "Aduh, maaf! Saya tidak sengaja!" Kinan mendongak dan menatap pria tampan di depannya dengan tatapan takut. Aura pria itu terlihat dingin dan kejam, reflek Aruna melangkah mundur. "Lu harus tanggung jawab!" suara pria itu terdengar menyeramkan di telinga Kinan. "Apa? Saya 'kan sudah minta maaf? Lalu, saya harus bagaimana? Tanggung jawab apa yang Anda maksud?" Pria yang tidak lain adalah Valen itu mengeluarkan sebuah kartu kredit. "Di dalamnya ada 500 juta lebih, kamu bisa memiliki kartu ini, tapi layani aku!" Bersambung. Hai, ketemu di lapaknya Valen dan Kinan♥️♥️ jangan lupa subscribe dan ikuti kisah Valen sampai akhir 🥰

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
292.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
212.1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
151.8K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
167.2K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.3K
bc

TERNODA

read
192.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook