Happy Reading Aruna dan Dimas melangkah masuk ke dalam ruang dokter yang dingin dan steril, aroma antiseptik menggantung di udara. Dimas, dengan raut wajah datar, meskipun sebenarnya dalam hatinya cemas, segera meminta dokter untuk memeriksa Aruna. Ketegangan terpancar jelas dari sorot matanya. Aruna berdebar kencang, bukan karena rasa bahagia menantikan pemeriksaan kehamilan, melainkan diliputi rasa takut akan kebohongannya yang mungkin akan terungkap. Keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. Ia telah berbohong pada Dimas, sebuah kebohongan besar yang kini membuatnya terjebak dalam situasi yang rumit. Dokter kandungan yang ramah menyambut mereka dengan senyuman, mempersilakan Aruna untuk berbaring di tempat tidur pemeriksaan. "Bu Aruna, silakan berbaring di ranjang in