MJ - CHAPTER 4

1265 Kata
"Halo" Sapa Hun di balik ponsel miliknya. Tut tut Tut .... Panggilan nya terputus, "Aduh! Bagaimana ini!" Keluh nya karena sulit sekali menghubungi lelaki bernama Marcel ini, Hun takut jika Meghan memarahinya. Begitulah Meghan, jika menginginkan sesuatu. Ia harus selalu mendapatkannya dan jika tidak, dia akan marah. Dan dia akan merasa sangat kesal. 'I want you Baby...' Ponsel Hun berdering, Hun menatap layar ponselnya. Ternyata seseorang bernama Marcel menghubunginya balik, Hun merasa terselamatkan akan hal itu. "Halo, " Sapa Hun. "Halo Hun, ada apa kau menghubungiku malam-malam?" Tanya Marcel, seorang lelaki yang menjual dirinya untuk tante-tante kaya di seluruh negeri Inggris. "Begini Marcel, Meghan ingin sekali malam ini.. Mm, " "Bukannya tadi Nyonya Meghan menolak?" "Iya, begitulah Meghan. Hal aneh selalu terjadi padanya, entahlah aku merasa bingung!" Marcel terdengar terdiam, begitupun dengan Hun yang menunggu jawaban dari Marcel dan berharap Marcel dapat melakukannya. Bayaran yang di berikan Meghan memang 3 kali lipat dari orang-orang yang selalu memakai jasanya, tetapi saat ini dia sedang bersama orang yang membooking nya juga. "Marcel? Bagaimana? " Tanya Hun. "Maaf Hun, Aku sedang bersama tamu. Begini, di Apartemen ku ada sahabatku. Dia sedang membutuhkan uang, sebenarnya dia bukan orang Inggris melainkan Amerika." Ujar Marcel, "Mm, dia masih sangat muda. Usianya 2 tahun di bawahku, namun aku yakin untuk hal memuaskan dia lah jagonya." Ucap Marcel kembali. "Hah, tapi dia ingin kan dirimu! Aku sudah menawarkan mu pada nya!" "Tenang saja, Dia sedikit mirip dengan ku. Wajah tampannya melebihi diriku, bahkan otot-otot nya sangatlah kuat walaupun usianya di bawah diriku." Hun berpikir sejenak, "Tapi apakah dia bisa saat ini juha menghampiri ku? Apa dia seperti mu?" Tanya Hun. "Iya, dia ingin seperti ku. Siapa tahu wanita itu menjadi langganan dirinya, dia dapat memiliki pekerjaan disini bukan dan tidak bergantung pada keluarganya!" Ujar Marcel. "Tapi aku harus meminjamkan nama mu untuk nya!" Ucap Hun. "Tidak masalah, aku akan menghubungi nya dahulu!" Ucap Marcel. "Baiklah, aku menunggu secepatnya. Jangan lama Marcel, pekerjaan berat ini membuatku lelah! " Pekik Hun. "Baiklah tenang saja, secepatnya temanku akan menghubungi mu!" Ujar Marcel, tak lama kemudian panggilan pada ponsel itu pun terputus. Hun memondar-mandirkan langkahnya, hatinya berdegup takut jika lelaki pengganti Marcel ini tidak sesuai ekspetasi dirinya. Apalagi Hun memberikan Foto Marcel, walaupun awalnya Meghan menolak tapi pertama kali dia melihat wajah Marcel yang ditunjukkan oleh dirinya. Tuk tuk tuk, Jam dinding menambah tingkat kecemasannya. Ting! "Temanku sedang berada di jalan," ~ Marcel. "Oke, Marcel. Thanks" ~ Balasan Hun. Sembari menunggu kedatangan lelaki itu, Hun lebih baik menunggu di depan teras rumah megah milik Meghan. Rumah bak kerajaan yang terasa dingin ini menjadi tempat Hun bernaung menemani sosok Meghan, wanita yang sudah di anggap olehnya seperti adik sendiri. Tiga puluh menit pun berlalu, sebuah mobil bertuliskan taxi itu terparkir di depan gerbang besar rumah Meghan. Hun celingukan menatap arah luar, hun melihat seseorang turun dari dalam mobil taxi tersebut. Ia pun segera mendekati lelaki tersebut, "Hey!" Sapa Hun dengan gaya khasnya. "Mm, Iya Tuan!" Ujar seorang lelaki pengganti Marcel. "Kau teman nya Marcel kah?" Tanya Hun sembari memicingkan matanya serta menunjukkan jari lentiknya. "Mm, Iya Tuan. Kenalkan nama saya Ameer. Asal dari Amerika!" Ucapnya seraya memperkenalkan diri, Hun terpana dengan sisi ketampanan seorang lelaki bernama Ameer ini. Wajahnya seakan tidak asing bagi Hun, wajah Ameer ini pun bak bintang Hollywood. Badan tegap ini memiliki tinggi sekitar 180 CM, tubuhnya atletis dan otot-otot nya terlihat amat sempurna. Hun berpikir jika pernah bertemu dengan Ameer tapi dia tak tahu dimana, Hun pun menatap lurus seraya berpikir mengenai wajah lelaki ini. Ameer melambaikan tangannya tepat di hadapan wajah Hun, "Tuan Hun! Hello" Ucap nya seraya menyadarkan Hun. "Mm, Iya sorry. Aku sepertinya pernah melihat dirimu, tapi dimana iya?" Tanya Hun, Ameer menaikan kedua alisnya. "Mm, ya sudah lupakan. Nyonya Meghan sudah menunggu mu!" Ujar Hun, ia pun mengajak Ameer untuk masuk kedalam rumah. Disepanjang perjalanan dari halaman rumah hingga masuk menuju kamar milik Meghan. Hun memberitahu jika Meghan ini bukanlah wanita biasa, mood nya akan berubah seketika dan Ameer harus hati-hati dalam mengambil langkah bersama Meghan. "Mm, apakah Meghan nenek-nenek nakal?" Celetuk Ameer. "Hus! Kau jangan asal bicara, apalagi di hadapannya. Ingatlah lakukan dengan sangat baik dan puaskan dia sebaik mungkin!" Ucap Hun kembali. "Mm, Baiklah Tuan. Aku mengerti maksud anda! Apakah masih jauh?" Tanya Ameer yang sudah mulai lelah berjalan menuju kamar Meghan. "Itu di sana!" Tunjuk Hun, rumah berlantaikan 4 lantai ini memiliki kamar yang luas. Kamar itu milik Meghan seorang, di atas lantai 3 Meghan memilih dekorasi kamar sendiri dan lantai sendiri. Hingga kolam renang pribadinya berada di dalam area kamar, tak hanya itu, ruang ganti pakaiannya pun sangatlah luas. Hun dan Ameer sudah berada di depan pintu kamar milik Meghan, Hun mencoba mengetuk pintunya. Tok Tok Tok Tiga kali diketuk tak ada sahutan sama sekali, jantung Hun kembali berdegup kencang. Hun pun memberanikan diri untuk masuk kedalam kamar Meghan, saat ia masuk kamar Meghan memang kosong. "Tunggulah disini!" Titahnya pada Ameer. "Baik Tuan, " Hun pun berjalan menuju ruangan rahasia Meghan dan benar, Meghan sedang berada di sana. Memainkan sebuah piano dan menatap lukisan besar yang menunjukkan wajah Nenek nya, Hun mendekati Meghan. "Meghan," Panggil Hun, Meghan menoleh. "Dimana lelaki itu?" Tanya Meghan. "Ada di luar, " Meghan segera beranjak dan menghampiri sosok Ameer. Saat Meghan keluar dari dalam ruangan tersebut, Meghan menatap lurus wajah serta tubuh milik Ameer. Ia menilik penuh wajah Ameer, Ameer pun terkejut dengan wanita bernama Meghan ini. Seorang Model cantik yang selalu menjadi bahan imajinasi dirinya kini ada di hadapan nya, apalagi Ameer di sewa untuk memuaskan model bernama Meghan ini. "Siapa namamu?" Tanya Meghan. Ameer menundukkan kepalanya lalu menjawab, "Marcell Nyonya!" Ia terpaksa berbohong. Meghan menoleh dan menatap wajah Hun, "Berikan ponsel mu, tunjukkan pada ku wajah lelaki pada foto tadi!" Ketus Meghan. "Mm, begini Meghan!" "Kau tak perlu membohongi ku Hun! Aku tahu dia bukan Marcel!" Ucap Meghan, jantung Ameer pun berdegup sangat kencang saat mendengar Meghan mengetahui dirinya bukanlah Marcel sahabatnya. Meghan memang perfeksionis, ia tak dapat di bohongi oleh siapapun itu. "Maafkan Aku Meghan, saat kau menolak Marcel. Dia mengambil Job lain, dan Ameer ini adalah sahabatnya. Usianya lebih muda dari Marcel, namun yakinlah dia akan membuatmu lemas!" Ucap Hun. Sorot mata tajam diberikan Meghan untuk Hun, Meghan menumpukkan kedua tangannya dan beralih menatap lekat wajah Ameer kembali. "Hun, keluar!" Titah Meghan. "Kau menerima ini Meghan? " Tanya Hun. "Kau mau melihat ku bercinta Hun? " Tanya Meghan Balik. Hun menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak" Jawabnya singkat. "Ya sudah menyingkir lah!" Usir Meghan pada Hun, membuat Ameer sedikit menahan tawanya. Hun pun keluar dari dalam kamar Meghan, kini tersisa tinggal Meghan dan Ameer. "Duduklah!" Titah Meghan, ia membawakan dua gelas kecil minuman berisikan Cocktail dan Meghan memberikan satu gelas kecil tersebut kepada Ameer. Tubuh seksi Meghan terlihat jelas di pelupuk mata Ameer, ia duduk dihadapan Ameer lalu menumpukkan betis kakinya dan menyalakan api pada rokok ditangannya. "Siapa nama mu? Berapa usia mu? " Tanya Meghan. "Nama ku Ameer Alex, usia ku 22 Tahun!" Sahut Ameer, ia memberikan sebuah senyuman kepada Meghan. "Apa kau asli dari Inggris?" Tanya Meghan kembali. "Mm, tidak! Kebetulan aku asli Amerika, aku kesini ikut berlibur dengan kakak kandungku, kakak ku sedang ada proyek besar disini!" Ujar Ameer. "Oh Begitu," Ameer Alex sendiri adalah adik kandung dari lelaki bernama Julian, lelaki jurnalis yang menginginkan Meghan menjadi narasumber nya. Walaupun Ameer menemani Kakaknya untuk menginjakkan kaki di Inggris dan bekerja, Ameer sendiri tak tahu bahwa wanita dihadapannya lah yang dicari oleh seorang Julian yang tak lain kakak nya sendiri. Meghan kembali menuangkan air di dalam gelas, ia terlihat banyak berbincang dengan lelaki yang ia sewa untuk memuaskan nafsunya. Ameer sendiri terlihat asyik menanggapi percakapan ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN