Beberapa jam pun berlalu tanpa mereka melakukan hubungan intim, Meghan sendiri terlihat nyaman saat berbincang bersama Ameer. Ameer yang sedari tadi hilang fokus karena melihat gundukkan kenyal milik Meghan itu mencoba memfokuskan dirinya untuk menanggapi curahan hati Meghan, Ameer sendiri senang saat mendengar curahan hati wanita secantik Meghan.
"Ameer mengapa kau tak melanjutkan kuliah mu?" Tanya Meghan.
"Biaya ku masih terkatung-katung Nyonya, aku harus bekerja seperti kakak ku untuk bisa menyelesaikan studi ku!" Sahut Ameer.
"Baiklah Ameer, Mau kah kau bekerja untuk ku?" Tanya Meghan.
"Boleh Nyonya, bekerja apa?" Tanya Ameer balik sembari tersenyum, wajahnya terlihat bahagia sekali.
"Kau harus menemani ku setiap aku membutuhkan mu!" Ameer terkejut dengan permintaan Meghan sendiri.
"Menemani mu? Baik Nyonya, bahkan setiap malam pun aku merasa keberatan jika memang Nyonya inginkan!"
"Ya Ameer," Meghan yang terlihat sedikit mabuk itu beranjak dari duduknya, melangkahkan kakinya menuju satu berangkas yang berada di dalam kamarnya. Jalannya terlihat sempoyongan, ia terlihat akan terjatuh dan Ameer ingin menolongnya. Namun, Meghan menolak.
"Stop! Duduklah di sana!" Ucap Meghan, Ameer menuruti perintah Meghan. Ia duduk kembali di kursi yang sedari tadi ia duduki, lalu melihat tingkah Meghan yang baginya itu teramat sangat lucu.
Sembari berjalan sempoyongan Meghan bernyanyi, suaranya bagus seperti penyanyi dunia ternama Celine Dion. Entah mengapa Meghan hanya memilih menjadi model, padahal sebenarnya menjadi bintang Hollywood pun bisa saja Meghan dapati.
Setelah selesai membawa uang pada brangkas nya, Meghan kembali berjalan menuju Ameer. Ia berdiri dihadapan Ameer, tubuh seksinya terlihat jelas di pelupuk mata Ameer. Sungguh tubuh Meghan benar-benar di inginkan seluruh wanita, lekuk tubuhnya membuat adik Ameer terbangun.
Meghan menyodorkan sejumlah uang poundsterling untuk Ameer, "Ini ada 10 ribu poundsterling, gunakan untuk mendaftar sekolah disini. Kau harus lanjutkan sekolahmu sampai sarjana, ingat setidaknya ilmu itu akan selalu ada sampai kau mati!" Ucap Meghan, betapa terkejutnya Ameer saat mendapat uang dengan jumlah yang banyak.
"Nyonya Meghan, Apa yang harus saya lakukan saat bekerja?"
"Cukup diam dan dengarkan aku, ingat ini rahasia! Kau tak boleh berbicara pada Hun apa pekerjaan mu!!" Ucap Meghan.
"Baa... Baik Nyonya!"
"Panggil aku Kak Meghan, kalau depan Hun, Panggil aku Nona Meghan!" Serunya, Ameer mengangguk pelan.
"Apakah kakak saya boleh tahu mengenai pekerjaan ini?" Tanya Ameer.
"No, ini hanya aku dan dirimu. Kau bilang saja, kau mendapatkan pekerjaan yang lain! Pikirkan saja oleh mu sendiri!" Ucap Meghan.
"Baik Kak Meghan!" Sahut Ameer.
"Oh iya, anggap saja itu bonus. Ambil lagi uang pada Hun, bilang saja aku puas dengan pekerjaan mu! Dia akan memberikan kembali tip di luar bayaran, bukankah bahagia bekerja dengan ku!" Ucap Meghan..
Ameer mengangguk-anggukkan kepalanya, rona wajahnya terpancar sebuah kebahagiaan.
"Terimakasih Kak Meghan, terimakasih!" Ucap Ameer.
"Ya sudah aku ngantuk, sudah tiga jam bukan kau menemani ku. Sekarang kau boleh pergi dan Ingat jangan ceritakan mengenai pekerjaan mu seperti apa! Termasuk pada Hun!" Ucap Meghan.
"Baik Kak Meghan,"
Meghan mengantar hingga pintu kamat utama Meghan, mereka berjalan bersama. Sedari tadi Hun menunggu di depan kamar Meghan yang berbentuk seperti Lobby hotel, "Hun berikan dia Tips, aku bahagia dan merasa puas dengan nya!" Ucap Meghan, Hun tersenyum lebar. Bagi Hun, kalimat yang di lontarkan Meghan adalah kalimat yang sangat ajaib di dalam pekerjaannya dan tentu saja di keesokan harinya, Meghan akan menambahkan uang untuk Hun.
"Baik Meghan, istirahatlah. Besok akan ku minta pelayan dapur membuatkan sarapan untuk mu!" Ucap Hun, Meghan kembali berjalan menuju kamarnya. Hun tersenyum dan menatap penuh wajah Ameer, "Thanks Ameer, kau sudah memberiku keajaiban!" Ucap Hun, Ia membawa uang dari dalam tas mewahnya.
"Seribu poundsterling untuk gaji mu malam ini, dan ini seribu poundsterling untuk bonus mu! Sekali lagi terimakasih tampan"
"Terimakasih Tuan, terimakasih sekali." Ucap Ameer.
"Ya sudah aku bantu kamu keluar ya, ayo!" Ajak Hun, sembari berjalan Hun berbicara mengenai sikap Meghan. Hun pun berbicara kepada Ameer, jika suatu hari Meghan pasti akan menyewa nya lagi. Ameer hanya menanggapi nya dengan senyuman, karena sebelumnya Meghan sudah meminta Ameer untuk tidak berbicara mengenai pekerjaan yang ditawari Meghan untuknya.
**
Sesampainya di dalam Apartemen milik Marcel, Ameer ingin sekali berbicara permasalahan pekerjaannya. Namun, Ameer takut jika kakaknya ini malah tidak menyetujui pekerjaan ini.
Ameer dan Julian sendiri memang sangatlah dekat, tidak ada kebohongan apapun diantara mereka. Namun, untuk hal ini Ameer ingin sedikit menutupinya. Bukan karena permintaan Meghan semata, tetapi dia tidak mau pekerjaan yang akan di kerjakan oleh Ameer di ambil oleh kakaknya.
"Darimana kau? Lihat jam berapa ini?" Tanya Julian.
"Aku mencari udara keluar sebentar! Marcel pergi, kau pergi! Aku merana sendiri" Ucapnya.
"Ya sudah, tidur sana!" Sahut nya.
Ameer terlihat terdiam tanpa menyahuti perintah kakaknya itu, "kau malah terdiam, ada apa? Aku mengerti jika kau seperti ini pasti ada hal penting yang ingin kau sampaikan!" Ucapnya kembali.
"Aku ingin berbincang sebentar, " Wajah tegang pun di tunjukkan oleh Ameer, Julian menatap wajah adiknya lekat.
"Apa kau sedang kesal?" Tanya Julian, "Atau ada orang yang mengganggu mu?" Tanya Julian kembali.
"Tidak, aku mau menetap disini bersama Marcel. Aku mau bekerja? Apakah boleh?"
"Bekerja?" Tanya Julian terkejut.
Ameer menganggukkan kepalanya, "Iya, " Julian mendecih saat mendengar adiknya ingin bekerja dan meminta ijin kepadanya.
"Bekerja dimana? Dengan siapa?" Tanya Julian pelan.
"Ada yang menawari ku pekerjaan menjadi Assisten photografer! Uangnya akan ku manfaatkan untuk biaya melanjutkan sekolah ku" Jelas Ameer, "Aku mohon kak!" Sambungnya seraya memohon.
"Boleh, Marcel juga kan sudah menganggap mu adiknya. Dia pasti akan menjaga mu, tapi kakak ingin bertemu dulu dengan orang yang menawari mu pekerjaan itu!" Tutur Julian.
"Mm, Boleh!" Ucapnya kembali sembari terlihat kebingungan, Ia beranjak dari tempat duduknya. Lalu, masuk ke dalam kamar milik Marcel. Ia merebahkan tubuhnya dan membayangkan lekuk tubuh Meghan, "Mm, sungguh wanita yang sangat sempurna!"
"Wajahnya, mata, hidung dan bibir nyaris sempurna." Ameer menutup matanya, membayangkan setiap raut wajah Meghan saat bercerita dan mengeluarkan keluh kesahnya.
"Sungguh membuatku iba, kasihan sekali dirimu Meghan!" Celetuknya, alat kejantanannya menegang seketika saat membayangkan lekuk tubuh Meghan, ia mengusap lembut b***************n itu, imajinasi yang ada di dalam kepalanya benar-benar membuatnya hilang kesadaran.
Tak lama kemudian, sosok Marcel yang baru saja datang itu masuk kedalam kamar.
"s**t! Ngapain kamu?" Tanya Marcel sedikit berteriak, Ameer terkejut dan wajahnya terlihat sangat malu saat mengetahui kedatangan Marcel.
"Up.. Sorry! Aku.. Mmm, aku... " Ucapnya terbata, ia segera memasukan batangnya kembali dan menaikan resleting miliknya.
"Ameer, bukankah tadi kau sudah melakukannya? Apa kau tidak merasa capek? Jangan-jangan kau memiliki kelainan?" Tanya Marcel.
"Ssssshh... Jangan keras-keras bicaranya, nanti kak Julian mendengar!" Pekik Ameer.
"Up Sorry!" Marcel pun membekap mulutnya itu, Julian masuk karena mendengar Marcel berteriak.
"Ada apa? Malam-malam bukannya tidur!" Celetuk Julian, "Ameer, lihat sudah pukul 4 pagi! Tidurlah ini sudah pagi, jangan sampai kau ikut kesini malah sakit!" Sambungnya.
"Iya ya kak, ini mau tidur kok!" Pekik Ameer, ia segera menarik selimutnya dan berpura-pura tertidur.