MJ - CHAPTER 6

1218 Kata
Julian pun kembali untuk tidur di ruang tamu, sebab Apartemen yang ditempati Marcel hanya satu kamar. Julian membuka Laptopnya, ia mencari tahu mengenai sosok Meghan lebih dekat lagi. Semua artikel yang berada di negara Inggris menyebutkan bahwa Meghan sosok wanita yang kaya raya, Julian menilik satu persatu info mengenai calon narasumbernya itu. Julian tidak akan tinggal diam, Julian sangat membutuhkan hasil wawancara bersama Meghan dan baginya, ini tantangan paling berat di dalam kehidupannya. Sosok Meghan yang cantik dan seksi ini adalah bukan sosok wanita biasa dan Julian sudah mengetahui hal itu saat dirinya berbincang bersama Hun, ia melihat sekilas wajah Meghan, ia mengingat bahwa gadis yang menabrak dirinya adalah sosok orang yang ia cari. "Kau, pantas saja saat aku bertemu dengan mu kau sangat cuek, jutek dan terlihat tegas! Kau benar-benar menantang ku dan aku menyukai hal yang berupa tantangan itu!" Seringai di pipinya menandakan bahwa Julian menyukai sosok Meghan, walaupun belum mengenal Meghan, entah mengapa hatinya berdegup kencang. Julian mulai tertarik dengan sosok Meghan ini, beberapa tahun lalu, Julian pernah memiliki sosok wanita yang seperti Meghan. Beberapa tantangan selalu ia hadapi saat ingin mendapatkan cintanya, namun ia merasa akan lebih sulit saat menggapai cinta Meghan. "Mm, sepertinya gadis seperti Meghan ini akan selalu sulit jatuh cinta dan aku menyukai hal ini! Aku tidak hanya akan mewawancarai mu Meghan, aku akan membuatmu jatuh cinta!" Kalimat itu tak sengaja di ucapkan oleh Julian, Julian pun tak mengerti mengapa kalimat itu bisa terucap dari bibirnya. "Julian!" Panggil Marcel. "Ya," Jawabnya singkat. "Kau belum tidur? Bukankah esok pagi kau harus mengurus pekerjaan mu disini?" Tanya nya. "Iya, mata ku sulit terpejam" Sahut Julian, ia mengangkat tubuhnya sendiri lalu, duduk di hadapan Marcel. "Ya sudah, aku mau membuat kopi!" Ucap Marcel sembari beranjak kembali dan berjalan menuju tempat membuat kopi, Julian pun memberitahu Marcel bahwa adiknya mendapatkan tawaran pekerjaan. Marcel menanggapi nya dengan senyuman, sepertinya Ameer memang sudah menceritakan mengenai tawaran Meghan. Ameer sendiri lebih terbuka mengenai apapun kepada Marcel dan Marcel memang mengerti keadaan Ameer, apalagi Marcel tahu semua mengenai curhatan Ameer dan Marcel selalu merasa iba dengan keadaan Ameer maupun Julian. Mungkin karena Marcel pun mengalami hal yang sama, terlahir dari keluarga yang biasa saja bahkan rawan dalam kemiskinan. Walaupun Ameer menceritakan mengenai pekerjaannya, Marcel tak tahu bahwa wanita yang sempat akan menyewa dirinya adalah seorang model ternama. Julian kembali menceritakan keinginan-keinginan Ameer kepada Marcel, Marcel memang selalu menjadi pendengar yang baik untuk Julian. Rasa sayang Marcel kepada Julian maupun Ameer sangatlah besar, apalagi Marcel tak memiliki saudara satupun. "Julian tenanglah, ingat Ameer bersama ku!" Ucap Marcel sembari berjalan mendekati Julian, "Biarkan dia dewasa dan mandiri lagipula Aunty mu pasti menyetujui apapun yang dilakukan Ameer ataupun dirimu, yang terpenting kalian melakukan sesuatu yang baik!" Ujar Julian, ia menyimpan kopi di atas meja lalu, menyalakan sebatang rokok. Julian mengangguk pelan, ia mengerti akan apa yang di ucapkan oleh sahabat kecilnya itu. "Aku akan lebih tenang jika aku sudah mengetahui pekerjaannya, aku melihat lalu menyaksikan pekerjaan tersebut" "Dia hanya sebagai Assisten photografer, aku percaya satu hal Julian! Ameer akan sukses dan menjadi seorang photografer ternama, kau harus lebih mempercayainya. Kau kakak kandungnya!" Ujar Marcel kembali. "Baiklah, yang penting kau harus tetap menjaganya kala aku tak ada disini!" Ucap Julian mengakhiri pembicaraan, rasa kantuk sudah terlihat menempel pada matanya. Julian pun kembali merebahkan dirinya di atas Sofa bed, lalu menarik selimutnya dan segera memejamkan matanya. Di dalam kamar, Ameer mendengarkan setiap percakapan dari Kakak dan sahabat kakaknya itu. Ameer tersenyum dan merasa senang karena Marcel mampu meyakinkan kakaknya, Ameer pun kembali merebahkan dirinya dan tertidur pulas hingga pagi. ^^ Keesokan harinya, Meghan sudah duduk di atas meja makan. Semua makanan sudah tersaji di hadapannya, Hun menuangkan makanan di atas piring kosong untuk Meghan makan. Namun, Meghan menolak. "Aku ingin Salad Hun!" Ucap Meghan. "Baiklah Nona Cantik! Senyuman di wajahmu aku sangat suka!" Ucap Hun, Meghan tersenyum dan segera melahap salad yang sudah di sajikan oleh Hun. Hun duduk di samping Meghan, Hun pun ikut sarapan bersama Meghan. "Hun, aku ingin pemotretan hari kemarin selesai hari ini juga. Tapi, aku tidak ingin di tempat yang sama. Siapkan tempat yang indah untuk ku!" Titah Meghan, Hun merasa aneh kepada Meghan. Meghan tak pernah sepagi ini membicarakan persoalan pekerjaan, bahkan Meghan selalu marah jika Hun memberitahu dirinya mengenai jadwal pekerjaan. "Kau tidak apa-apa kan Meghan?" "Tidak, apakah ada yang terlihat macam-macam di wajahku Hun?" Tanya Meghan sembari tersenyum lebar. "Mm, sudah kuduga lelaki itu membuat mu waras? Iya kan!" Celetuk Hun. "Tidak! Aku sedang merasa Happy saja! Sudahlah jangan membuat Mood ku berubah lagi Hun, siapkan semua keperluanku! Telepon Edward dan beritahu dia mengenai tempat." "Oh Iya, kemarin ada lelaki seseorang yang ingin mewawancarai ku kan? Hubungi dia, malam ini suruh dia datang! Jamu lah dia dengan makanan-makanan yang sangat enak!" Mulut Hun menganga melihat Meghan yang sangat berubah, "Oh My God! Meghan semoga Tuhan memberkati mu!" Ucap Hun, "Benar kau tidak apa-apa?" "Tidak Hun! Aku merasa baik-baik saja! Lagipula aku terlihat okay kan Hun!" Ucapnya. Bukan karena kehadiran Ameer yang membuat Meghan seperti itu, namun sepertinya Meghan merasa lega karena sudah mencurahkan kegalauannya. Bahkan semua permasalahan dalam kehidupannya serta keinginan hidupnya sudah Meghan curahkan, walaupun Ameer tak mengerti dengan apa yang di ceritakan oleh Meghan. Meghan menyelesaikan sarapan miliknya, tak lama kemudian Meghan meminta Hun untuk memanggilkan Assisten Meghan yang bernama Jessi. Jessi datang menghampiri Meghan, "Jessi, berikan nomer rekening milikmu!" Ucap Meghan, "Oh iya suruh semua pelayan berjejer di sana! " Titahnya pada Hun kembali. Jessi memberikan nomer rekening miliknya, "8890xxxxx" Sebut Jessi. "Look! " Titahnya sembari menunjuk ponsel milik Jessi. "Ini uang apa Nona Meghan?" Tanya Jessi, Meghan memang sering memberikan bonus terutama jika hatinya sedang merasa senang dan Mood nya dalam keadaan baik. "Uang bonus hari ini! Ingat bekerjalah dengan baik dan sempurna, karena jika kesalahan satu saja menghampiri ku. Aku tak akan segan menghukum mu!" Tutur Meghan dengan tegas, Jessi merasa bahagia, ia terlihat mengucap syukur dan terimakasih di hadapan Meghan. Kali ini, lima belas pelayan termasuk dua orang supir sudah hadir di hadapan Meghan. Meghan meminta Jessi mengambilkan tas miliknya, tak lama kemudian Jessi datang membawa tas milik Meghan. Meghan segera merogoh dompet yang disimpan olehnya di dalam tas miliknya itu, Ia terlihat mengeluarkan beberapa uang dari dalam dompet besar miliknya. "Karena hari ini aku sedang bahagia, aku akan memberikan uang kepada kalian dengan syarat, kalian harus tersenyum padaku!" Ucap Meghan, satu persatu dari mereka memberikan senyuman. Meghan pun merasa bahagia karena melihat senyuman lebar yang mereka tunjukan. "Masing-masing dari kalian dapat hadiah berupa uang lima ratus poundsterling dan hari ini kalian boleh berleha-leha, menikmati hadiah yang aku berikan!" Ucap Meghan, lima ratus poundsterling setara dengan uang sembilan juta lima ratus rupiah. Mereka sangat bahagia saat mendapatkan hadiah tersebut, "Ingat, kalian boleh beli apapun yang kalian mau!" Hun tersenyum saat melihat kebaikan yang di berikan Meghan, inilah alasan mengapa Hun bertahan diantara sikap Meghan yang terkadang menyebalkan. Hun sendiri tahu bahwa Meghan memiliki sisi baik, ia seseorang yang dermawan. Rasa belas kasihnya selalu hadir di dalam dirinya walaupun terkadang Meghan tak menyadari akan hal itu, namun Hun selalu takjub saat melihat kebaikan yang ditunjukkan oleh Meghan sendiri. "Hun, Untuk mu sudah aku kirim melalui Rekening mu!" Ucap Meghan, ia berjalan menghampiri kolam renang dan melepaskan kain kimono yang di pakai olehnya. Lalu, berenang menikmati air kolam renang yang sangat dingin hingga membuat tubuhnya merasakan kesegaran.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN